Langsung ke konten utama

Postingan

Prinsip 3 T

Pada hari pertama Idul Fitri 1440H, saya duduk berbincang2 dengan papi saya, kakak tertua, dan 2 orang paman. Salah seorang paman saya, mengungkapkan satu harapan dari para orang tua kepada generasi muda. Beliau bilang begini : “Kami gak ngarep pemberian apa2 dari anak, kami cuma pengen anak2 ini punya 3T : Tata Cara, Tata Krama, dan Tata Bahasa.” Tata Cara adalah etika, bagaimana generasi muda bisa berperilaku yang baik dalam setiap aspek kehidupan. Tata Krama adalah sopan santun, bagaimana yang tua menyayangi yang muda, dan yang muda menghormati yang lebih tua. Tata Bahasa adalah kemampuan komunikasi yang baik. Tutur kata yang lembut dengan pemilihan kosakata yang tepat. Nampaknya sebuah nasihat yang sederhana bukan? Namun kalau tidak dilatih, akan sulit menerapkannya. Bandar Lampung, 01 Syawal 1440H / 05 Juni 2019
Postingan terbaru

Hidup cuma 1 x

Apa yang sebenarnya kita kejar dalam hidup ini? Harta, jabatan, titel, atau apa? Trus kalo misalnya sudah kita dapet buat apa? Ada yang bilang hidup ini buat cari kebahagiaan... dimana kita cari kebahagiaan itu? Apa nunggu dapet jabatan tertentu dulu, atau dapet gaji besar dulu? Sepertinya enggak.... Coba aja tengok, banyak orang pangkat tinggi, jabatan oke, gaji jangan ditanya deh... tapi hidupnya seperti menyimpan beban berat, boro2 jadi rahmatan lil alamin, jadi rahmat buat diri sendiri aja sepertinya susah. Dirinya sendiri saja nampak tak bahagia, boro2 menularkan kebahagiaan buat orang lain... Orang tua saya pernah pesan dulu, bahwa hidup ini cari keberkahan, cari Ridho dari Allah SWT. Keberkahan itu asalnya dari mana? Saya kira dari dalam diri kita sendiri... Hati ini terasa ringan dan plong, kalo kita merasa bersyukur dan ikhlas dengan semua yang ada pada diri kita. Cobalah rasakan saat kita 'bersujud' kepadaNya seraya kita istighfar dan bertasbih, mengakui bahwa semua y

Untung 500 perak

Melihat berita tentang dollar membumbung tinggi, dan harga komoditas yang terjun bebas, tentu kita akan tertegun membayangkan nasib petani karet dan sawit kita. Bayangkan saja harga sawit ditingkat petani bisa sampai Rp. 400-500,- saja. Tentu dengan harga tersebut tidak mampu menutupi biaya produksi mereka termasuk pupuk dan biaya pemeliharaan lainnya. Lain petani, lain lagi cerita pedagang pengumpul alias makelar komoditi itu. Dalam perbincangan saya hari ini dengan salah seorang yang punya bisnis pengumpulan sawit, meskipun harga sawit jatuh mereka masih bisa dapat penghasilan bersih sekitar Rp. 15/kg dari hasil jual kembali ke pabrik (kontrak pembelian dalam hitungan ton). Jika dalam sebulan saja, dalam ukuran pedagang pengumpul ini dia bisa menjual 200ton sehari maka dia bisa dapat penghasilan bersih sebesar 3juta. Enaknya jadi makelar.... dalam rantai distribusi makelar berada ditengah. Kelompok yang berada ditengah rantai distribusi selalu bermain dengan margin keuntungan dan tid

Termenung jilid 1

Kehidupan dengan segala aktifitasnya disiang hari seakan menenggalamkan kita dalam ambisi mengejar impian. Namun pernah kita kita merenung, apakah memang itu sejatinya yang kita impikan, yang kita dambakan? Malam ini saya terbangun dan duduk ditepi tempat tidur. Sejenak fikiran melayang, kegelisahan yang selalu melingkupi hati ini kembali muncul. Tersadar kemudian, saya bangkit dan mengambil air wudhu. Mengerjakan kewajiban sebagai umat muslim yang belum sempat saya lakukan sebelum tidur tadi. Selesai shalat, diatas sajadah saya tertegun. Fikiran melayang, kilasan-kilasan kejadian beberapa waktu lalu laksana layar bioskop yang terpampang didepan mata. Ya Allah, apa yang aku cari diatas dunia ini? Salah langkahkah diriku ini? Apakah kegelisahan ini pertanda aku mulai jauh dari-Mu Ya Allah? Apakah semua ibadah yang aku lakukan hanya sekedar basa-basi? Ritual badaniah tanpa esensi.... Astaghfirullahaladzim Sungguh ramai dunia ini, tapi diriku merasa sepi.... Medan, dini hari 14/09/2015